OLEH-oleh Manado Halal dan khas ada banyak. Apa sajakah oleh-oleh Manado itu? Simak ulasan berikut!
Berkunjung ke sebuah tempat wisata, tak afdol rasanya jika pulang dengan tangan kosong. Apa kata keluarga, teman dan kerabat Anda nanti: “Oleh-olehku mana?”
Nah, jika Anda berkesempatan mengunjungi Bumi Nyiur Melambai, Manado, daftar buah tangan, tanda mata, atau kenang-kenangan berikut, layak Anda beli, dan bawa pulang sebagai oleh-oleh Manado.
Inilah 17 Oleh-oleh Manado yang Wajib Anda Bawa Pulang:
1. Cakalang Fufu
Cakalang adalah salah satu ikan endemik perairan Manado, karena itu Anda tidak akan menemukan ikan Cakalang di perairan lain di Indonesia. Begitu ditangkap, ikan Cakalang umumnya tidak langsung dikonsumsi; ikan ini akan melalui proses pra-konsumsi yang cukup lama. Setidaknya, membutuhkan 6 jam proses untuk ikan khas Manado ini dapat kemudian siap dimasak dan dikonsumsi. Proses pra-konsumsi itu terdiri dari 4 jam pengasapan (=fufu), dan 2 jam berikut untuk pendinginan. Proses yang cukup lama tersebut justeru menciptakan ikan ini menjadi enak ketika dimakan.

Ikan Cakalang sangat direkomendasikan bagi Anda untuk dibawa pulang sebagai Oleh-oleh untuk orang-orang tersayang di kota Anda.
Jika Anda akan akan membawa pulang ikan ini sebagai Oleh-oleh Manado, baiknya melepaskannya dari rakitan bambu. Potonglah menjadi bagian-bagian kecil dengan ukuran panjang 5-8 cm, sehingga akan lebih mudah ditempatkan dalam wadah.
Anda dapat membeli ikan Cakalang dengan kualitas baik dan harga yang terjangkau di Pasar Cakalang Fufu Manado.
2. Cakalang Pampis
Jika Anda sedikit enggan membawa ikan Cakalang Fufu mentah, maka ikan Cakalang Pampis wajib Anda bawa pulang sebagai Oleh-oleh khas dari Manado.

Cakalang Pampis berbahan utama ikan Cakalang Fufu yang disuwir-suwir, dan dipadukan dengan bumbu-bumbu khas Manado. Soal citarasa, hmm… Jangan diragukan lagi deh. Rasanya juara! Anda tidak akan menyesal membawa pulang salah satu masakan khas Manado yang satu ini, sebagai Oleh-oleh untuk orang-orang yang ada di hati Anda!
Cakalang Pampis pun tersedia sudah dalam kemasan di Pasar Cakalang Fufu Manado.
3. Ikan Roa
Sama halnya dengan ikan Cakalang, ikan Roa termasuk oleh-oleh khas Manado populer.
Salah satu jenis ikan terbang ini memang terasa alot bahkan keras ketika dipegang. Namun, manakala ia ditumbuk (atau di-blender) halus, lalu dimasak dengan bumbu dasar (bawang merah, cabai, dan penyedap rasa), menjadi menu Roa Tumbuk yang enak untuk disantap.


Ikan Roa yang diproses masak sendiri memang sedikit merepotkan ketika menumbuknya. Nah, jika Anda, lagi-lagi sedikit enggan membawanya dalam keadaan mentah, dengan pertimbangan bahwa orang yang akan Anda beri Oleh-oleh ini akan repot mengolahnya lagi, maka pilihan “Rica Roa” patut Anda pertimbangkan!
4. Rica Roa
Guna memudahkan para pelancong membawa ikan Roa sebagai Oleh-oleh asal Manado, banyak penjual ikan khas Manado ini yang telah mengolah Roa menjadi Sambal Roa atau Rica Roa.
Rica Roa mudah Anda jumpai di rumah makan Manado. Umumnya, Rica Roa dikemas dalam wadah botol kecil. Harganya cukup terjangkau.

Di Pasar Cakalang Fufu Manado, Oleh-oleh khas Manado ini tersedia.
5. Nasi Kuning Manado
Anda pasti sudah sering mencicipi menu nasi kuning. Namun, sudahkah Anda menyantap nasi kuning Manado? Nah, jika berada di Manado, jangan lupa merasakan nasi kuning Manado; ia berbeda dengan nasi kuning dari daerah lain. Yang sama hanya nasinya saja, tetapi pengolahannya, racikan bumbu, dan topping-nya, sangat berbeda.

Salah satu tempat menikmati nasi kuning Manado, yaitu di Rumah Makan Saroja Manado. Rumah makan ini sudah eksis 70 tahun lebih. Di sini, lidah Anda akan dimanjakan dengan gurihnya nasi kuning Saroja.
Sebagai Oleh-oleh Manado, Anda akan membawa pulang nasi kuning ini dengan dibungkus daun woka. Kerabat Anda akan berterimakasih dengan Oleh-oleh yang sudah umum ini, tetapi sangat khas Manado!
6. Klapertaart
Kue yang satu ini sangat direkomendasikan untuk Anda bawa pulang sebagai Oleh-oleh dari Manado! Klapertaart atau cake kelapa ini sangat khas Manado.
Jika Anda baru pertama kali mencicipi kue ini, Anda akan setuju mengatakan bahwa inilah salah satu kue terlezat di dunia. Penasaran? Karena itu Saya tidak akan membeberkan detil seperti apakah gerangan rasanya. Anda sendiri harus merasakannya di tanah kelahirannya, Manado.

Anda akan bangga membawa kudapan halal khas Manado ini sebagai Oleh-oleh dari Manado untuk orang tersayang.
7. Halua Kenari
Salah satu kudapan khas Manado ini pun recommended untuk dibawa pulang sebagai Oleh-oleh. Halua Kenari berbahan utama kacang kenari; ketika diolah dengan “gula batu”, Halua Kenari menjadi camilan khas Manado yang beraroma sedap, manis dan gurih.

Anda tidak akan mendapat malu ketika memberikan Oleh-oleh Manado yang satu ini kepada kerabat Anda. Justeru, bisa jadi Anda akan ditagih terus untuk membawakannya lagi jika di lain waktu ke Manado.
8. Kacang Goyang
Kudapan kacang ada di mana-mana tempat di Indonesia. Namun, kacang yang satu ini wajib dibawa pulang sebagai Oleh-oleh khas dari Manado!

Camilan khas Manado ini diberi nama Kacang Goyang, karena dalam proses memasaknya, kacang tanah yang masih berbalut kulit, disangrai dengan pasir sembari digoyang-goyang. Dengan demikian, camilan khas Manado ini non-kolesterol, karena dimasak tanpa minyak goreng.
Kacang Goyang diberi beberapa warna, seperti putih, pink, coklat dan hijau. Warna tersebut berasal dari lelehan gula yang dicampur dengan pewarna makanan yang terdaftar dan aman untuk dikonsumsi.
Lebih detil tentang Kacang Goyang, baca di sini ya…
9. Pala Manis
Pala Manis adalah Oleh-oleh Manado yang kudu dibawa pulang. Kudapan yang telah lama diekspor sampai ke negeri Jiran ini terbuat dari buah pala yang telah dicampur dengan cairan gula sebagai pemanis. Disebut Pala Manis, karena umumnya kudapan ini berasa manis. Tetapi, tersedia pula rasa pedas-manis dan manis-masam.

Pala Manis sangat pas dinikmati ketika udara sedang panas-panasnya. Hmm, seger…
10. Dodol Manado
Dodol Manado utamanya diproduksi di sentranya, yaitu di Amurang. Dodol Manado terkenal dengan rasanya yang enak, legit dan harum aromanya. Aroma harum diperoleh dari kacang kenari yang merupakan bagian dari proses pengolahan dodol ini.

Ketika hendak pulang, jangan lupa mampir ke Amurang, pusat pembuatan kudapan sedap ini. Jika beruntung, dengan dipandu oleh Pemandu Wisata Manado, Anda dapat menyaksikan langsung proses pengolahan kudapan ini. Tapi, jika tidak sempat ke sana, Anda dapat membeli Dodol Manado di Rumah Makan Manado.
11. Biapong
Biapong adalah istilah lokal untuk menyebut sejenis Bakpao. Biapong telah lama menjadi makanan khas Manado. Salah satu kudapan khas Manado ini biasanya menjadi ‘teman’ ketika menyeruput kopi atau teh manis.
Daerah di Minahasa yang melambungkan kudapan ini menjadi dikenal luas adalah Kawangkoan. Di Kawangkoan, terdapat sebuah rumah kopi tua yang memproduksi Biapong nan lezat, yaitu Rumah Kopi Gembira Kawangkoan. Rumah kopi ini termasuk yang tertua, berdiri sejak tahun 1946. Letaknya dekat dengan obyek wisata “Bukit Kasih”.

Di Manado, Rumah Kopi Bintang Wajang, yang terletak di dekat pusat kota, dapat menjadi pilihan Anda untuk mencicipi Biapong. Jangan kuatir, Anda dapat memilih beberapa rasa Biapong, jika Anda memang tidak suka/tidak bisa dengan suatu rasa tertentu.
Nah, setelah menyeruput kopi susu khas Rumah Kopi Bintang Wajang, dan mencicipi Biapong-nya, jangan lupa membungkusnya untuk dibawa pulang sebagai Oleh-oleh khas dari Manado.
12. Kacang Kawangkoan
Menyinggung soal Kawangkoan, maka kudapan “Kacang Kawangkoan” juga recommended untuk Anda bawa pulang sebagai Oleh-oleh. Dalam penyebutan lokal kacang garing Kawangkoan ini disebut dengan “Kacang Tore”.
Kawangkoan adalah sebuah daerah yang terletak di Kabupaten Minahasa; membutuhkan waktu 1 jam 33 menit, dari Manado untuk tiba di Kawangkoan; Jarak dari Manado menuju Kawangkoan adalah 45,1 km melintasi Jl. Raya Tomohon. Tiba di daerah Kawangkoan, Anda akan melihat banyak hamparan kebun kacang tanah.

Di Kawangkoan, Anda akan mudah menemukan warung dan rumah makan Manado yang menjual Kacang Kawangkoan; kacang dari daerah ini dibuat tanpa minyak goreng; kacang ini disangrai dengan pasir gunung selama kurang-lebih 45 menit tanpa henti. Jika berhenti, kacang akan hangus. Ukuran Kacang Kawangkoan pun terbilang besar-besar.

Terdapat dua macam Kacang Kawangkoan. Ada biji kacang yang kulit arinya berwarna merah (rasanya lebih enak), dan ada pula yang berwarna putih.
Selagi ada di Manado, jangan lupa mampir ke Kawangkoan untuk melihat langsung proses pembuatan Kacang Tore ini, dan borong deh yang banyak kacang garing yang katanya lebih lezat dari merk kacang yang dijual di berbagai Supermarket.
13. Kukis Fantasi/Nastar
Kue Nastar memang sudah lazim dijumpai di daerah manapun, terutama dikala Hari Raya Idul Fitri dan Natal. Namun demikian, kenapa kue (=kukis) Nastar ini direkomendasikan, karena Kukis Nastar Manado terasa jauh lebih gurih. Tak hanya itu, kue yang disebut pula dengan Kue Fantasi ini, berukuran besar. Bisa 3x lebih besar dari kue Nastar biasanya.

Kue Nastar Manado berbentuk daun dan ada pula yang setengah bulat. Saya pribadi paling doyan dengan Kukis Fantasi yang proses matang dalam ovennya sedikit lama, karena di samping warnanya menjadi kuning kecoklatan, aroma gosongnya bikin terasa lebih oke di mulut; Saya tak berhenti menyantapnya dalam segala keadaan. Dalam ungkapan bercanda, Saya sering bilang, “Kalau lagi makan Nastar Manado, biarpun mertua jatuh di perigi dan berteriak minta tolong, Saya akan menghabisi Nastar dulu, barulah kemudian menolongnya, hahaha…” Just kidding! Maklum, ini satu-satunya kue favorit Saya…
Nastar Manado memang tidak selalu tersedia di setiap hari. Anda beruntung jika sedang melancong di Manado pada bulan Desember hingga Januari tahun baru, karena Anda bisa mencicipi lezatnya Kue Nastar Manado, dan puluhan kue Natal pilihan yang akan bikin mulut Anda dimanjakan dengan kenikmatannya yang sungguh tiada Anda dapatkan di manapun. Duh, jadi kangen dengan Manado nih…
14. Gula Batu
Gula Aren, umumnya orang Manado menyebutnya dengan Gula Batu. Disebut demikian karena teksturnya yang keras ketika dipegang. Tak seperti gula aren yang dijumpai di daerah lain, Gula Batu asal Manado berukuran lebih besar. Lebih besar, karena wadah cetaknya menggunakan setengah ukuran tempurung kelapa.
Beberapa lokasi di Kota Tomohon, seperti desa Rukan, Kumelembuai, Kayawu, dan Pinaras adalah sentra produksi rumahan Gula Batu tersebut.

Gula Batu terbuat dari air nira atau dalam bahasa lokal, disebut dengan “Saguer”. Proses pembuatan Gula Batu tidak semudah yang dibayangkan. Setidaknya, membutuhkan waktu lebih kurang 6-8 jam untuk menciptakan Gula Batu dengan kualitas mumpuni.
Tahukah Anda, Gula Batu memiliki lebih dari 10 manfaat bagi kesehatan manusia, di antaranya: Meningkatkan sistem imunitas tubuh, menurunkan darah tinggi, mengatasi sakit (maag, asam urat, rematik), mengobati masuk angin, mengatasi gangguan susah tidur, aman bagi penderita diabetes, melangsingkan tubuh, dll.
Di samping semua manfaat bagi kesehatan tersebut, Gula Batu yang Anda bawa sebagai Oleh-oleh khas dari Manado ini, sangat cocok dijadikan sebagai pemanis utama dalam adonan kolak, dan adonan masakan lainnya.
15. Saguer Manis
Saguer adalah minuman khas Manado/Minahasa. Saguer terbuat dari pohon enau. Menurut para tua-tua Minahasa, Saguer sejak keluar dari mayang pohon enau sudah mengandung alkohol sekitar 5%. Kadar alkohol tersebut tergantung pada cara menuai dan peralatan bambu tempat menampung Saguer saat menetes keluar dari mayang pohon enau.
Saguer adalah minuman rakyat yang biasa disuguhkan pada acara-acara di Manado, baik dalam acara resmi maupun tidak.

Agar mendapatkan Saguer yang manis bagaikan gula, bambu penampungan yang digantungkan pada bagian mayang tempat keluarnya cairan putih, berikut saringannya yang terbuat dari ijuk pohon enau harus bersih. Semakin bersih, Saguer akan semakin manis.
Berdasarkan pengalaman pribadi Saya, meminum Saguer Manis tidaklah memabukkan. Hanya saja, semakin banyak diminum, akan terasa lutut menjadi kaku dan berat untuk melangkah.

Saguer Manis, apabila disuling lagi secara tradisional, dan kemudian disimpan dalam kurun waktu tertentu, akan menjadi minuman khas Minahasa lainnya, yang terkenal dengan nama “Cap Tikus”. Nah, Cap Tikus ini kadar alkoholnya bisa mencapai 40%.
Tak ada salahnya Anda mencoba mencicipi minuman tradisional Manado/Minahasa ini, dengan kualitas Saguer Manis-nya. Apabila Anda rasa minuman ini layak dibawa pulang sebagai Oleh-oleh dari Manado untuk kerabat, kenapa tidak?!
16. Brenebon
Brenebon (dari Bruineboon, bhs Belanda) atau Kacang Merah asal dari tanah Manado menjadi rekomendasi Saya untuk Anda bawa pulang sebagai Oleh-oleh. Kenapa demikian? Karena selain bentuknya yang jauh lebih besar, Brenebon Manado tak membutuhkan waktu rendam terlalu lama, ketika sesaat hendak dimasak. Dan, ketika matang, rasanya pun beda dengan kacang merah umumnya.

Agar fair dalam menilai enaknya Brenebon Manado, dibandingkan dengan olahan kacang merah pada umumnya, Anda baiknya mencicipi menu Sup Kacang Merah di rumah makan, di Manado. Rasakan bedanya! Hmm, maknyus…

Brenebon tak hanya sedap dijadikan sebagai bahan utama sup, ia akan mantap juga terasa ketika dibuat sebagai Es Brenebon, dan bahkan kolak Brenebon.
Bahan makanan ini patut Anda perhitungkan untuk dibawa pulang sebagai Oleh-oleh Manado untuk nanti disantap bersama keluarga tercinta di rumah.
17. Kain Bentenan
Sebelum Gorontalo berpisah dengan Sulawesi Utara, menjadi provinsi baru, Kain Kerawang, telah dikenal sebagai kain khas Sulawesi Utara. Kendati demikian, tidak berarti Sulawesi Utara pada umumnya, dan Manado khususnya kehilangan kain khas-nya. Sebab, Kain Tenun Bentenan, kini justeru sedang naik daun di kancah fashion nasional. Kini, banyak orang dari luar Manado yang memburu batik khas Manado ini.
Kain Bentenan aslinya memang dari Minahasa. Disebut dengan Kain Bentenan, karena kain ini berasal dari sebuah desa Bentenan, yang terletak di pantai timur Minahasa. Kain ini telah dibuat sejak abad ke-7 Masehi. Dibuat dengan memakai bahan-bahan dari alam, seperti serat kulit kayu (fuya), yang berasal dari pohon Lahendong dan Sawukouw. Ada pula yang dibuat dari nanas dan pisang, serta dari serat bambu (koffo). Kain Tenun Bentenan mulai menggunakan benang katun pada abad ke-15.

Sayangnya, di desa Bentenan sendiri, kini tinggal satu-dua orang pengrajin yang memproduksinya. Dan ironisnya, mereka pun bukanlah sebagai pemegang hak paten.
Yayasan Karema yang berkantor di Desa Kolongan, Sonder, adalah lembaga yang berupaya untuk melestarikan salah satu kekayaan budaya Minahasa ini. Yayasan ini memproduksi Kain Bentenan dalam bentuk print, sehingga harganya menjadi murah ketimbang dengan Kain Bentenan asli. Kendati prinan, keindahannya tidak kalah dengan Kain Bentenan asli. Kain Bentenan print memiliki kekhasannya sendiri, yaitu lembut dan bermotif keindahan alam khas Sulawesi Utara.
Jangan lupa memasukkan Kain Bentenan ini sebagai salah satu daftar cinderamata khas Manado. Demikianlah 17 Oleh-oleh Manado yang wajib Anda bawa pulang, untuk diberikan teruntuk orang-orang terdekat di hati Anda.
Selamat berwisata dan memburu Oleh-oleh Manado! [CT]